(Sumber foto: Gramedia)
Judul buku: Banjir Harta dengan Ajaibnya Shalat Hajat, Dhuha, dan Tahajjud
Penulis: Iqra al-Firdaus dan Aep S. Hamidin
Penerbit: Sabil
Cetakan I: Januari 2013
Tebal: 360 halaman
ISBN: 978-602-255-022-8
bipolarid.com – Semua orang tentu menginginkan kekayaan, baik kaya harta maupun kaya jiwa. Tapi, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Bisa dikarenakan kemalasannya dikarenakan tidak mengetehui jalannya. Namun, tahukah kita bahwa untuk mendapatkan kekayaan tersebut tidak cukup dengan bekerja keras dan “banting tulang” mencari uang?. Ternyata ada jalan lain yang bisa kita sebut dengan jalan spiritual untuk menggapai kekayaan. Salah satu jalan spiritual yang cukup ampuh adalah dengan melaksanakan Sholat Hajat, Dhuha, dan Tahajjud.
Sholat Hajat, Dhuha, dan Tahajjud merupakan shalat yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Shalat-shalat sunnat tersebut sebagai bentuk tambahan ibadah kepada Allah SWT. Tidak diragukan lagi bahwa semua shalat sunnah tersebut sangat dahsyat manfaatnya bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu manfaat yang tentunya semua orang pasti mengharapkannya adalah dapat memudahkan seseorang mendapatkan kekayaan yang hakiki, yakni kaya lahir dan batin.
Buku ini berusaha memahamkan kepada kita tentang jalan spiritual menuju kekayaan yang hakiki. Untuk itu, buku ini menghimpun secara lengkap berbagai macam manfaat dan keutamaan shalat Hajat, Dhuha dan Tahajjud. Shalat Dhuha misalnya yang merupakan ruhnya rezeki. Shalat Dhuha dan rezeki (kekayaan) merupakan satu kesatuan yang utuh. Artinya, begitu dahsyat kekuatan magnet atau daya tarik yang ditimbulkan dari gerak spiritual shalat Dhuha untuk menarik rezeki, kekayaan, dan kesuksesan dalam bisnis.
Namun demikian, perlu dicatat bahwa bukan berarti orang melakukan shalat Dhuha hanya ditujukan untuk mendapatkan kekayaan. Niat semacam itu adalah niat yang salah, sebab, semua ibadah harus benar-benar diniatkan ikhlas hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Karena Allah tidak akan menerima amalan seorang hamba yang tidak ikhlas.
Pada dasarnya, disunnahkannya shalat Dhuha merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT agar kita terpelihara dalam kondisi-kondisi terbaik kita. Shalat Dhuha dapat dikatakan cara Allah SWT untuk menuntun hamba-Nya agar selalu menjalani hidup sepanjang hari dalam kecukupan. Sebagaimana janji Allah SWT dalam salah satu hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari, bahwa Rasulullah SAW bersabada; “Allah berfirman, ‘wahai anak Adam, janganlah engkau sekali-kali malas empat rakaat pada permulaan siang, maka Aku akan mencukupi (kebutuhanmu) pada akhir siang,” (hlm. 86).
Buku ini sebenarnya, ingin menegaskan bahwa dengan shalat Dhuha seseorang dapat lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan kedekatan tersebut seseorang bisa memohon kepada Allah SWT supaya dimudahkan rezekinya dalam shalat Dhuha yang dilakukannya di tengah-tengah kesibukan kerjanya.
Tentunya bukan hanya shalat Dhuha yang bisa mengantarkan seseorang untuk menggapai kekayaan hakiki. Namun, Shalat Tahajjud seperti yang dijelaskan dalam buku sederhana ini, juga dapat membantu seseorang untuk meraih kekayaan lahir dan batin tersebut. Kaya lahir dalam makna semua kebutuhannya terpenuhi, seperti kesehatan dan harta. Adapun kesehatan batin berarti kebahagiaan.
Hidup sebagai orang kaya dan bahagia tentu menjadi impian semua orang. Kaya dan bahagia adalah dua konsep kehidupan ideal dengan terpenuhinya semua kebutuhan hidup baik lahir maupun batin. Dua konsep ini ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan. Akan tetapi, keduanya juga tidak mesti berjalan pada satu sisi atau jalur yang searah dalam diri seseorang. Artinya, tidak setiap orang kaya hidupnya bahagia. Begitu sebaliknya, orang yang hidupnya bahagia belum tentu kaya.
Banyak contoh orang-orang yang kaya kemudian tidak bahagian karena kurang kedekatan dengan Allah SWT. Misalnya, Tuna Turner, Jimmi Hendrix, Janis Joplin, Brian Jones, dan Elvis Presley. Mereka semua adalah orang-orang yang kaya dan terkenal. Tetapi mereka semua mati overdosis karena merasa kesepian di tengah ketenaran mereka sebagai rocker. Jadi, walaupun mereka sudah tenar dan kaya, tapi hidup mereka tidak bahagia (hlm. 175).
Contoh di atas menunjukkan bahwa seseorang tak cukup hanya dengan kaya harta. Tapi ia juga membutuhkan kebahagiaan. Keduanya itu hanya bisa didapat dengan mendekatkan diri dengan Allah SWT lewat shalat-shalat sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti shalat Hajat, Dhuha, dan Tahajjud.
Membaca buku ini, kita akan diajak untuk mengarungi samudra keajaiban sholat Hajat, Dhuha, dan Tahajjud dalam mendapatkan kekayaan. Menariknya, buku ini dilengkapi penjelasan keajaiban tersebut dengan doa-doa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW untuk memohon kelapangan rezeki.
Pada intinya, buku setebal 360 halaman ini mengajak para pembaca semua untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan amalan-amalan ibadah sunnah, seperti shalat Hajat, Dhuha, dan Tahajjud.. Dengan kedekatan itulah, mudah-mudahan dapat memudahkan seseorang untuk mencari rezeki Allah SWT yang telah terhampar di seluruh penjuru bumi ini. Sebab, Allah-lah yang Maha Kaya, maka tak ada cara lain untuk mendapatkan kekayaan tersebut kecuali berusaha dan memohon kepada-Nya dengan sungguh-sungguh.
Peresensi: Muhammad Rajab, Pengajar di SMP Al-Izzah Kota Batu